beritaenam.com, Surabaya – Polisi telah menangkap AJ dan AS (Sebelumnya disebut AP), pelaku pembunuhan dan mutilasi mayat dalam koper. Penangkapan keduanya dilakukan di dua tempat yang berbeda.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengungkapkan AS ditangkap di Jakarta, Kamis (11/4/2018) sore.
Penangkapan AS ini berdasarkan locus delicti atau keberadaan pelaku yang telah diselidiki dan diintai pihaknya selama beberapa hari.
“Dari satu locus ke locus lainnya. Dari satu tempus ke tempus lainnya penyidik akhirnya menyatakan pelaku ini bukan dilakukan tunggal. Ada lebih dari satu pelaku. Tadi sore, sore hari kita melakukan penangkapan AP di Jakarta,” papar Barung di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Jumat (12/4/2019).
Usai menangkap AS di Jakarta, polisi pun langsung menginterogasi pelaku tersebut. AS akhirnya mengaku jika ada pelaku lain yang lokasinya sedang berada di Kediri. Malamnya, polisi langsung menangkap AJ di Kediri.
“Dari AP-lah akhirnya kita bergerak ke AJ yang berada di Kediri malam harinya,” imbuh Barung.
Selain itu, AJ juga langsung diberondong pertanyaan penyidik di lokasi. Dari pengakuan AJ, terungkap kepala korban mayat dalam koper ada di sekitar area penangkapan, di Desa Bleber, Kediri.
Setelah dilakukan pencarian, kepala korban yang bernama Budi Hartanto (28) ditemukan pagi tadi. Kepala Budi ditemukan dalam kantong plastik dan dibungkus lagi dengan karung beras yang tersangkut ranting di sekitar aliran sungai.
“Dari AJ terungkap bahwa kepala ini memang berada di Kediri. Kita menemukan kepalanya memang identik dengan golongan darah korban,” lanjut Barung, seperti dikutip dari detik.com
Namun, Barung menambahkan pihaknya akan tetap melakukan identifikasi forensik untuk memastikan kecocokan DNA-nya.
Barung menyebut kasus ini sudah 95% terungkap. Pihaknya tinggal mencari barang bukti yang dilakukan pelaku membunuh korban.
“Kasus ini sudah 95% terungkap, tinggal kita menemukan lagi alat yang digunakan untuk melakukan eksekusi. Tapi kami belum bisa menemukan di mana tempatnya karena kita masih melakukan penyelidikan di lokasi,” tegas Barung.
“Senjata yang digunakan, kemungkinan ada beberapa alat lagi yang dicari. Lokasi memang kami rahasiakan sementara agar anggota di lokasi bisa melakukan penyelidikan secara leluasa,” pungkasnya.