beritaenam.com, Jakarta – DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menunjuk Suharso Monoarfa sebagai pelaksana tugas (Plt) ketua umum menggantikan Romarhurmuziy alias Rommy karena menjadi tersangka kasus suap lelang jabatan di Kemenag. Suharso meminta masyarakat memaafkan kesalahan Rommy.
“Dalam dua hari terakhir ini kami dikejutkan dengan satu peristiwa yang tentu sama-sama tidak kami kehendaki, tetapi itu bisa terjadi pada siapa saja. Untuk itu atas nama partai dan juga meneruskan permohonan maaf dari saudara Muhammad Romahurmuziy, permohonan maaf kepada bangsa dan negara kepada umat Islam atas apa yang telah terjadi pada dirinya sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan, kader bangsa, mohon dibukakan pintu maaf,” kata Suharso saat jumpa pers di DPP PPP, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3).
Dia berharap, Rommy tabah menjalani proses hukum. Dia juga ingin proses hukum menganut asas praduga tak bersalah.
“Semoga saudara Romahurmuziy tabah menghadapi cobaan ini dan itulah konsekuensi dari seorang pemimpin politik,” ucap Suharso.
Suharso mengaku sedih kejadian ini terjadi pada waktu yang mendekati hari pencoblosan pada 17 April 2019. Namun dia berharap kader PPP tak larut dalam kesedihan di kasus Rommy.
“Kami harus mengubah musibah ini menjadi sebuah opportunity, sebuah kesempatan,” ucapnya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu mengajak seluruh kader menjadikan PPP sebagai solusi bangsa di kancah politik nasional. Dia menegaskan, bahwa PPP adalah aset bersama.
Dia berharap, cobaan ini bisa membawa PPP menjadi besar. Kemudian, tinggal membuktikan di sisa waktu ke depan partai berlambang Kabah ini akan tetap eksis dan lolos dari parliementary threshold pada Pemilu 2019.
“Kami punya keyakinan, karena kami punya kemampuan. Kami punya sejarah yang panjang, kami punya kader-kader terbaik. Kami punya generasi penerus dari partai ini saya kira itu awalan dari saya,” katanya.