Rencana pemerintah membentuk Holding BUMN Ultra Mikro mendapat sambutan hangat dari PT Permodalan Nasional Madani (Persero), yang merupakan salah satu perusahaan yang terlibat.
Executive Vice President Keuangan dan Operasional PNM Sunar Basuki mengatakan, perusahaan siap mengikuti arahan pemerintah dalam pembentukan sinergi BUMN ultra mikro.
Saat ini proses sinergi antara PNM dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk masih tahap pendalaman.
“Kami pun tentu melakukan persiapan-persiapan untuk aksi korporasi ini,” kata Sunar.
Sebagai BUMN yang aktif menjalankan program-program pemberdayaan UMKM dan UMi, kinerja PNM terjaga positif. kondisi perusahaan kini dalam kategori sangat sehat sehingga tetap melakukan ekspansi secara agresif tahun ini.
Sepanjang 2020, PNM menyalurkan pembiayaan senilai Rp 26,9 triliun bagi 7,9 juta nasabah Mekaar dan UlaMM. Likuiditas PNM juga terjaga, dengan catatan aset perusahaan ini pada periode yang sama mencapai Rp 31,7 triliun, dan laba bersih Rp358 miliar.
“Kondisi ekonomi ultra mikro saat ini pun sudah sangat membaik. Kami berharap dapat membantu pemulihan ekonomi lebih cepat,” katanya.
Sementara itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, keterlibatan PNM dalam holding dapat meningkatkan integrasi data dalam pengembangan segmen UMKM nasional.
Kombinasi data UMKM dari ketiga perusahaan akan menciptakan basis data yang lebih baik untuk pelayanan usaha kecil. Apalagi, melalui kerja sama tersebut membuat data akurat dan penilaian kredit lebih baik.
Dia menyampaikan penggabungan jaringan ketiga perusahaan ini juga akan berdampak positif bagi pelaku usaha karena mereka bisa mendapat layanan produk lebih beragam di tempat yang sama.
Terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut pembentukan sinergi BUMN untuk ultra mikro akan berdampak pada turunnya biaya pinjaman yang bisa diambil pelaku UMKM dan UMi. Penurunan ini akan terjadi karena sinergi membuat efisiensi di ketiga perusahaan terwujud.
“Proses operasional pemibiayaan pun akan lebih cepat dan mudah lantaran integrasi data ke depannya,” ujar Nafan.
Sinergi BUMN untuk ultra mikro bertujuan untuk mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta pelaku usaha ultra mikro yang mayoritas belum tersentuh layanan perbankan.
Melalui sinergi, rasio pelaku usaha ultra mikro yang tidak terlayani lembaga keuangan formal ditargetkan dapat diturunkan dari 68% pada 2018 menjadi 42% pada 2024.
https://www.youtube.com/watch?v=FtZtMneLfpo