— “Peminat untuk mengikuti kegiatan positif seperti ini luar biasa, kami sampai tidak bisa masuk ke webinar zoom, karena ruangan sudah full.” — Asri Hadi, pengurus DPP Bersama (Koordinator LSM di jaman Bakolak Inpres 71).
Beritaenam.com — Zoom Meeting — Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC. ISNU) Kabupaten Indragiri Hilir-Riau bekerjasama dengan BNN RI, DPP Granat dan Universitas Indonesia (UI) menggelar Seminar Nasional dengan Tema bertajuk “Generasi Emas Tanpa Narkoba”.
Masih dalam kaitan Hari Anti Narkoba Internasional, dengan menggunakan aplikasi zoom serta didukung oleh Channel Youtube Academics TV.
Ada sekitar 389 Peserta dari berbagai propinsi di Indonesia antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung 3 jam lebih tersebut, Kamis, 9 Juli 2020 pukul 10.00 WIB.
“Peminat untuk mengikuti kegiatan positif seperti ini luar biasa, kami sampai tidak bisa masuk ke webinar zoom, karena ruangan sudah full,” ujar Asri Hadi, pengurus DPP Bersama (Koordinator LSM di jaman Bakolak Inpres 71).
“Menjadi menarik, karena pembicaranya adalah sosok-sosok yang kompeten, aktivis lama anti narkoba yang beraktivitas hingga kini, saat BNN belum ada. Juga ada jenderal Ahwil, Kepala BNN pertama saat lembaga itu masih belum memiliki dana, tapi sudah terus bergerak cegah dan berantas narkoba,” ujar S.S Budi Rahardjo dari Ridma Foundation.
Pengurus DPP Granat Ibu Hj. Erie Vitria Trisanty, BA,MA bertindak sebagai moderator.
Dalam kegiatan itu panitia pelaksana menghadirkan dua orang narasumber yang berpengalaman bidang mereka masing-masing yakni Bapak Komjen Pol (Purn) Drs. Ahwil Loetan, SE,MM, MBA (Tenaga Pengajar Kajian Ilmu Kepolisian UI/Pengurus DPP Granat) dan Ibu Dra. Yunis Farida Oktoris Triana, M.Si (Deputi Bidang Rehabilitas BNN).
Tampak juga dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan profesi mulai dari Mahasiswa, Guru, Dosen, Tokoh Masyarakat, Praktisi dan penggiat Anti Narkotika. Jumlah peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sebanyak 389 orang.
Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC. ISNU) Kabupaten Indragiri Hilir-Riau bekerjasama dengan BNN RI, DPP Granat dan Universitas Indonesia (UI) menggelar Seminar Nasional dengan Tema bertajuk “Generasi Emas Tanpa Narkoba”.
Recky, SE., MM selaku Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan PC. ISNU – Inhil menyebutkan bahwa “Pemasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat kompleks,” ujarnya.
Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pencandu narkoba secara signifikasi, “Seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin nasif pula jaringan sindikatnya”.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu peserta seminar online, “Masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia pada umunya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengawatirkan.”
Video pengakuan bandar klik ini sebagai salah satu, bukti tetap maraknya peredaran gelap narkotika yang telah merabak di kalangan masyarakat termasuk di kalangan remaja.
— “Apabila seseorang sudah terdampak zat adiksi, maka yang harus dilakukan adalah tidak meninggalkan pengguna tersebut. Tetapi, harus membantu melakukan penanganan.” — Yunis Farida Oktoris (Deputi Bidang Rehabilitas BNN).
Dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai remaja yang masih melakukan penyalahgunaan narkoba”. Ungkapnya ditengah acara webinar.
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun.
Tahap perkembangan remaja memiliki tugas yang harus diselesaikan. Remaja biasanya merasakan adanya tekanan agar mereka menyesuaikan dengan norma-norma dan harapan kelompoknya.
Bila remaja tidak mampu menjalankan tugas dengan baik mereka cenderung menganggap hidup adalah penderitaan, tidak menyenangkan dan melakukan hal-hal seperti: menyakiti diri, lari dari kehidupan dan keluarga, terlibat pergaulan bebas, pengguna alkohol, serta lebih jauh terlibat dalam dunia narkotika, psikotropika, obat-obatan terlarang dan zat adiktif lainnya.
Lebih lanjut Bapak Ahwil Loetan menjelaskan lebih dalam tentang keadaan Indonesia dalam menghadapi narkoba saat ini.
Pemred https://healthnews.co.id/ ini menyebutkan bahwa kontribusi jumlah terbanyak penyalahguna narkoba berasal dari kelompok pekerja dikarenakan mereka memiliki kemampuan secara finansial dan tekanan kerja yang tinggi. Sementara angka coba pakai tertinggi yakni kalangan pelajar.
Lebih lanjut, jenderal purnawirawan bintang tiga itu menegaskan perlunya kerjasama dari semua lapisan masyarakat dalam hal penanganan narkoba.
Jangan hanya slogan mulai dari penyampaian pesan-pesan bahaya narkoba melalui berbagai Media, Tv, Radio, Cetak, dan Internet serta Media Sosial.
Pelaksanaan sosialisasi bahaya Narkoba oleh jaringan Jurnalis, Pemda, Sekolah hingga kampus dan lembaga swadaya masyarakat serta perusahaan swasta, jangan pernah berhenti dilakukan.
“Bagus sekali kita membentuk kader/satgas Anti Narkoba di Instansi Pemerintah, kelompok masyarakat dan Perguruan Tinggi, hingga pelaksanaan Pemberdayaan Alternatif di berbagai Daerah,” ujar Ahwil.
Narasumber yang kedua, Yunis Farida Oktoris menyampaikan bahwa pola penggunaan narkoba dimulai dari penggunaan coba-coba, rekreasional/penggunaan sosial, hingga penggunaan atas alasan, serta penggunaan intensif sampai kepada ketergantungan.
“Apabila seseorang sudah terdampak zat adiksi, maka yang harus dilakukan adalah tidak meninggalkan pengguna tersebut. Tetapi, harus membantu melakukan penanganan,” ujar Yunis.
Caranya, antara lain, dengan memberitahu orang terdekat anda, mencari informasi layanan rehabilitasi, serta melanjutkan untuk direhabilitasi (jika seseorang terdampak pengguna narkoba aktif).
“Sebagai teman kita harus merangkul dan memberi perhatian serta membantu mencari informasi layanan rehabilitasi,” masih dalam penjelasan Yunis, panjang lebar.
Kegiatan berlangsung dengan diskusi yang sangat menarik, beberapa dari peserta sampai mempresentasikan kegiatan didaerah mereka masing-masing dalam upaya mencegah peredaran NARKOBA.
Mari hidup 100 % tanpa narkoba sadar, sehat, produktif dan bahagia.
— Ahwil Loetan, Pemred https://healthnews.co.id/ ini menyebutkan bahwa kontribusi jumlah terbanyak penyalahguna narkoba berasal dari kelompok pekerja dikarenakan mereka memiliki kemampuan secara finansial dan tekanan kerja yang tinggi. Sementara angka coba pakai tertinggi yakni kalangan pelajar.–
Klik juga: #100%manusia