beritaenam.com, Jakarta – Nama Habil Marati sontak jadi perbincangan publik. Pasalnya, Polisi menangkap politikus PPP ini terkait rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional. Habil Marati berperan sebagai pemberi uang kepada Kivlan Zen yang kemudian diteruskan kepada para eksekutor.
Habil Marati ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap di rumahnya di Jakarta Selatan pada Rabu (29/5). Uang yang diberikan Habil Marati ke Kivlan Zen untuk pembelian senjata api.
“Tersangka HM berperan memberikan uang. Uang yang diterima tersangka KZ (Kivlan Zen) berasal dari HM, maksud dan tujuannya adalah untuk pembelian senjata api,” kata Kasubdit I Dirtipidum Bareskrim Polri Kombes Daddy Hartadi di Kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019).
Uang yang diserahkan Habil Marati ke Kivlan sebesar SGD 15.000 atau senilai Rp 150 juta adalah dana operasional. Kombes Daddy mengatakan Kivlan Zen lalu mencari eksekutor dan memberi target 4 tokoh nasional.
“HM juga memberikan uang Rp 60 juta kepada tersangka HK alias I (Iwan) untuk biaya operasional dan pembelian senpi,” jelasnya.
Polisi menyita HP yang digunakan Habil Marati untuk berkomunikasi. Ada pula printout rekening bank yang disita. Lantas, siapa sesungguhnya Habil Marati? Berikut ini sepak terjang Habil Marati yang dirangkum dari berbagai sumber:
Habil Marati lahir di Raha, Sulawesi Tenggara pada 7 November 1962. Dia merupakan lulusan Sarjana Syariah IAIN Sumut tahun 1982 dan Magister Manajemen Universitas Sumut 2003. Setidaknya, dia pernah beberapa kali menempati posisi jabatan direktur di sejumlah perusahaan.
Yakni, Dirut PT Batavindo Kridanusa (1994), Dirut PT Galaxy Pasific Evalindo (1997), Dirut PT Makassar Perrosal Global (1997), Dirut PT Satomer Asri Fiberindo (1997), Dirut PT Industry Kakao Utama (2000), Dirut PT Agra Post Lava (2000).
Tak hanya di aktif menjadi direktur di beberapa perusahaan, Habil Marati juga aktif di beberapa organisasi. Di pernah menjadi Ketua DPW Parmusi Sumut dan Penasehat PSSI Sumut (2002-2005).
Lantas, dia terjun ke politik dan menjadi Ketua DPP PPP. Pada tahun 1997 hingga 1999, dia menjadi anggota MPR. Lantas, dia juga sempat jadi anggota Komisi XI DPR Habil Marati dari fraksi PPP.
Melansir detik.com, selanjutnya, Habil Marati dikenal sebagai politikus PPP yang mendukung Prabowo saat PPP pecah kongsi.
Pada tahun 2017, dia pernah membela Anies Baswedan ketika menyampaikan pidato kemenangannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Banyak kalangan menilai pidato Anies sarat akan nuansa rasisme karena memakai istilah pribumi. Namun, Marati menilai pidato Anies itu justru membela kaum pribumi.