Beritaenam.com — Dalam rangka memperingati Hari Konstitusi Indonesia, Ikatan Dai Indonesia (IKADI) DIY menggelar Aksi Damai Bela Palestina di Titik 0 KM Yogyakarta. Aksi ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Yogyakarta, menunjukkan solidaritas yang kuat terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Gusti Rian Saputra, seorang aktivis FORSI HIMMPAS Indonesia, menjadi sorotan dalam acara tersebut melalui orasi penuh empatinya. Dengan nada yang menggugah, Gusti mengajak masyarakat Indonesia untuk merenungkan kembali makna kemerdekaan dan tanggung jawab moral terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih berjuang untuk kebebasan.
Dalam orasinya, Gusti mengingatkan tentang perjuangan panjang Indonesia untuk meraih kemerdekaan yang hampir mencapai satu abad. Namun, ia menekankan bahwa tugas sebagai bangsa belum selesai, mengingat tantangan yang dihadapi rakyat Palestina jauh lebih berat.
“Kami tahu, puluhan ribu nyawa pejuang hilang melayang. Kami berduka, ratusan juta istri kehilangan suaminya di medan perang. Kami sedih, ratusan ribu perempuan tertembak saat sembahyang. Kami pun prihatin, puluhan juta anak-anak tak berdosa mati begitu saja,” ungkap Gusti dengan nada bergetar, menyoroti kesamaan nasib yang dialami Indonesia pada masa penjajahan.
Ia juga mengutip kata-kata Bung Karno, Proklamator Indonesia, yang pernah menegaskan komitmen bangsa ini untuk mendukung kemerdekaan Palestina: “Selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepadanya, maka selama itu pula, Bangsa Indonesia berdiri untuk membelanya.” Gusti mengingatkan bahwa dukungan ini bukan hanya soal solidaritas politik, tetapi juga kewajiban moral sebagai bangsa yang pernah dijajah.
Orasi Gusti juga menyoroti ketidakadilan global dan peran negara-negara Barat yang dinilainya sebagai penyebab berlanjutnya penderitaan rakyat Palestina. “Katanya, kemerdekaan adalah hak bagi setiap negara. Ia adalah cerminan harga diri sebuah bangsa. Namun, itu hanyalah bualan Barat semata. Terbelenggu penjajahan masih dirasakan oleh rakyat Palestina,” tuturnya dengan kritis.
Selain itu, Gusti menekankan bahwa konflik Palestina bukan sekadar masalah politik, melainkan ujian bagi kemanusiaan seluruh dunia. “Palestina adalah ujian kemanusiaan bagi kita semua. Diam artinya menyetujui pembunuhan, penjajahan, dan ketidakadilan. Namun, mengapa Dunia seakan bungkam, seolah penderitaan rakyat Palestina adalah sesuatu hal yang dapat diterima?” seru Gusti, menantang sikap diam dunia internasional.
Orasi tersebut mendapatkan apresiasi luas dari berbagai kalangan yang hadir. Banyak yang merasa tersentuh dan tergugah oleh kata-kata Gusti, serta bertekad untuk terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Gusti Rian Saputra, melalui orasinya, berhasil menyuarakan panggilan kemanusiaan yang mendesak, mengingatkan kita semua bahwa kemerdekaan sejati belum tercapai sampai Palestina merdeka.