Beritaenam.com, Jakarta – Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, Erick Thohir, meluruskan maksud arahan agar timnya bermain ofensif atau menyerang. Menurut Erick, poin dari strategi ofensif adalah pihaknya tidak menyerang kubu lawan tanpa fakta dan data.
“Kan kemarin dipelintir-pelintir, Pak Erick menyerang, ofensif. Bukan, poin saya begini, bahwa kita tidak mungkin menyerang atau menghalalkan segala cara atau ofensif fakta tanpa data,” kata Erick saat ditemui di International Equestrian Park, Pulomas, Jakarta Timur, Selasa (18/12/2018).
Erick lalu menjelaskan maksudnya dengan analogi pertandingan olahraga. Jika di sepakbola, hal biasa jika suatu tim terkadang bermain defensif atau bertahan atau terkadang bermain ofensif atau menyerang.
“Atau saat bertinju, bertinju masak dobble cover terus, ditonjokin diam terus?” ujarnya.
Erick melanjutkan, data dan fakta yang dimiliki pihaknya akan digunakan untuk menyerang lawan. Hal tersebut, dikatakan Erick, merupakan upaya mewujudkan pemilu yang baik, sehat, dan bermartabat. Erick pun meminta agar kedua kubu pasangan capres-cawapres mengunggulkan visi dan misi.
“Dari pertama kali saya bertemu dengan sahabat saya, Saudara Sandiaga Uno, itu kan kita tawarkan, ayo kita bicarakan, kita tawarkan (visi dan misi) ayo. Kita memaparkan dan memaparkan agenda untuk rakyat, jangan sekarang hoax di mana, terus berita semua beritanya negatif,” tuturnya, seperti dikutip dari detik.com
Mengutip hasil sejumlah lembaga survei hingga bulan Desember ini, Erick menyebut antara pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi memiliki jarak 20 persen, dengan keunggulan Jokowi-Ma’ruf.
“Dan kedua-keduanya dalam posisi stagnan. Apa artinya dalam posisi stagnan?” tanya Erick.
“Bahwa dari pihak 02 yang selama ini juga bilang mau ngasih gratis, mau ngasih agenda ini, agenda ini, ternyata belum laku dijual. Rakyat kita itu makin tahu. Ini yang kita juga (mencoba) selama tiga bulan ini, mencoba melakukan hal-hal yang positif. Dan mohon maaf, track record saya tidak ada yang ofensif. Tapi selama ada data fakta, itu haknya kita, biasa,” jelasnya.