Beritaenam.com – Membesarkan sebuah perusahaan membutuhkan kemampuan untuk merekrut pegawai yang tepat dan bagi Jack Ma, pendiri dan salah satu pemimpin raksasa internet Alibaba, keterampilan itu butuh waktu cukup lama diasah.
Berbicara dalam pertemuan tahunan IMF di Bali pekan lalu, Ma bercerita salah satu kesalahannya dalam merekrut pegawai ketika Alibaba masih berusia belia.
“Ketika saya mengumpulkan investasi pertama, yang jumlahnya 5 juta dolar AS, saya merekrut banyak wakil presiden dari perusahaan multinasional. Satu hari salah satu wakil presiden bidang pemasaran mendatangi saya dan memberikan proposal,” kenang dia.
“Ia berkata, ‘Tuan, ini rencana pemasaran kita tahun depan’,” lanjut Ma.
Ketika memeriksa proposal itu, Ma sangat terkejut. Rencana itu membutuhkan biaya 12 juta dolar AS. Saat ditanyai, wakil presiden itu bilang ia belum pernah menyusun rencana bisnis dengan anggaran di bawah 10 juta dolar AS.
“Jadi saya bilang, ‘Baiklah ini bukan kesalahan kamu, ini kesalahan saya’,” cerita Ma.
Ia menganalogikan keputusan untuk merekrut orang-orang dari perusahaan besar itu seperti memasang mesin Boeing 747 pada sebuah traktor.
Jangan pilih yang ahli
Sejak itu, Alibaba sudah berkembang menjadi perusahaan raksasa dengan 80.000 pegawai di seluruh dunia dan menjelma sebagai salah satu perusahaan yang paling diminati oleh tenaga kerja di Cina.
Belajar dari kesalahannya itu, Ma kini memiliki tiga prinsip ketika merekrut pegawai. Pertama, jelas dia, hindari kandidat terbaik dan pakar atau ahli di satu bidang.
“Saya tak suka merekrut para pakar, karena tak ada pakar di masa depan. Mereka adalah pakar di masa lalu,” jelas Ma.
“Tidak ada yang namanya orang-orang terbaik. Yang terbaik selalu ada di dalam perusahaan kita, Andalah yang melatih mereka untuk menjadi yang terbaik,” tegas Ma lebih lanjut, seperti dilansir dari CNBC.
Calon karyawan yang ideal, imbuh dia, adalah mereka yang siap belajar dan tak gentar membuat kesalahan.
Hindari lulusan terbaik
Dalam buku berjudul “Alibaba: The House That Jack Ma Built”, penulis Duncan Clark menjabarkan bahwa Ma lebih suka karyawan yang bukan lulusan terbaik.
Menurut Ma, apa yang disebutnya para elit di kampus lebih mudah frustrasi ketika menghadapi masalah di dunia pekerjaan.
Meski demikian ada kecerdasan yang diperlukan Ma, yakni kemampuan untuk bernavigasi dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.
Di Bali, Ma mengaku mencari karyawan yang memiliki kecerdasan emosional. Mereka dinilainya bisa menjadi pemimpin yang baik dan mampu bekerja sama dalam tim.
“Kita perlu EQ untuk bekerja sama, dan IQ jadi kita tahu apa yang kita kerjakan,” kata Ma.
Optimistis
Karakter optimistis adalah yang paling ditekankan Ma ketika mencari karyawan. Ia mengaku, optimisme adalah salah satu hal yang membuatnya mampu mengembangkan Alibaba menjadi raksasa dunia.
Orang optimistis, jelas dia, bisa mengubah situasi sulit menjadi menguntungkan.
“Sebagai pengusaha, jika Anda tidak optimistis, maka Anda akan berada dalam masalah. Jadi orang yang saya pilih harus optimistis,” tutup dia.