beritaenam.com, Jakarta – Kampanye pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin ke Jawa Barat dinilai sesuai harapan. Dampak dari gerilya Jokowi dan Ma’ruf sangat signifikan.
“Hasilnya jauh lebih baik dari tingkat penetrasi Pak Prabowo dan Sandi di Jateng,” ujar Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyantodi DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Maret 2019.
Penetrasi itu akan ditindaklanjuti PDI-P dengan fokus berkampanye di Jawa Barat. Hasto menyebut pihaknya fokus ke basis massa wong cilik, kaum duafa dan petani.
“Seluruh jajaran partai dalam putaran-putaran terakhir ini terus menggalang kekuatan rakyat untuk memastikan jalan kemenangan bagi Pak Jokowi-Ma’ruf Amin dan PDI-P,” beber Sekjen PDI-P ini.
Pada pileg 2014, PDI-P mendapat 19,63 persen di Jawa Barat. Sementara Jokowi dan Jusuf Kalla hanya mendapat 40,22 persen di Jabar pada Pilpres 2014.
Hasto menyebut partai-partai koalisi juga tidak membiarkan pasangan calon nomor urut 01 berjuang sendiri. Tiap kampanye yang dilakukan di Jawa Barat akan selalu mendapat tindak lanjut.
Ia hanya menyayangkan kejadian tidak menyenangkan di Jawa Tengah. Sebab ada intimidasi dalam penetrasi pasangan calon 02 di sana.
Ia tidak memerinci mengenai hal tersebut, namun Hasto menjanjikan penantang bakal menerima dampak buruk.
Pasalnya, masyarakat Indonesia tidak suka dengan model otoriter. Hasto mengatakan masyarakat sudah kenyang dengan tekanan saat Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto, sehingga cara-cara seperti itu tidak lagi laku.
“Karena masyarakat Indonesia enggak suka model provokasi dan kekerasan. Itu akan menjadi arus balik bagi pasangan calon 02,” tandas Hasto.