Beritaenama.com — Kemajuan teknologi digital menggeser perilaku khalayak dalam mendengarkan siaran radio. Saat ini, ada kecenderungan peningkatan penggunaan radio on-demand yang memungkinkan pendengar memilih konten yang sesuai.
Menyikapi dinamika disrupsi akibat teknologi, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mendorong Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) untuk menerapkan digitalisasi agar bisa menyajikan format baru yang lebih interaktif dengan penggunaan teknologi yang lebih maju.
“Disrupsi terhadap industri penyiaran menghadirkan tantangan bagi insan radio untuk terus mempertahankan eksistensinya. Hal tersebut memberikan urgensi industri penyiaran radio untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” tegasnya dalam Diskusi Publik “Tantangan dan Peluang Digitalisasi Penyiaran Radio” yang diselenggarakan oleh LPP RRI di Jakarta Pusat, Kamis (01/08/2024).
Menteri Budi Arie menekankan bahwa Kementerian Kominfo telah mengeluarkan regulasi yang bisa memfasilitasi pengembangan penyiaran radio berbasis digital. Namun demikian, pelaksanaan regulasi perlu diimbangi dengan penerapan empat langkah strategis.
“Pertama, perlunya perencanaan yang terkoordinasi untuk memastikan arah digitalisasi yang sesuai perkembangan pasar, tuntutan masyarakat, dan berkelanjutan. Kedua, pendekatan multistakeholders yang mengusahakan penyelenggara, regulator, dan publik dalam berbagai tahap pengembangan siaran radio digital,” ungkapnya.
Langkah ketiga berkaitan dengan optimasi pengembangan ekosistem radio digital melalui pemanfaatan infrastruktur LPP RRI, termasuk mengakomodir standar teknologi DAB+.
“Terakhir, ini perlu dibentuk kebijakan regulasi pendukung yang terkait dengan berbagai upaya digitalisasi siaran radio nasional mulai dari fase perencanaan hingga fase implementasi,” jelas Menkominfo.
Data penelitian secara nasional menunjukkan persentase konten radio secara online masih terbilang rendah, yaitu sebesar 8,9%. “Ini tantangan juga buat industri radio sehingga omnichannel ini juga menjadi kebutuhan di masa mendatang. Mungkin konten radio bisa di switch masuk ke dalam sosial media seperti TikTok misalnya,” ujar Menteri Budi Arie.
Oleh karena itu, untuk merespons tren serta kebutuhan khalayak yang tengah berkembang, Menkominfo mendukung penerapan format yang lebih interaktif dan akses seperti integrasi elemen dan pemanfaatan audio on-demand serta pemanfaatan data analytics.
“Apabila insan radio mampu memanfaatkan potensinya, masa depan radio justru membuka peluang yang menjanjikan. Bahkan, dapat mendorong strategi pengembangan program dan iklan yang sesuai dengan pola perilaku konsumen terkini,” tuturnya.
Dalam acara tersebut hadir jajaran Dewan Pengawas LPP RRI, Direksi RRI, serta akademisi dan mahasiswa perwakilan kampus di Indonesia yang hadir secara luring maupun daring.