LEMBAGA Biologi Molekuler Eijkman menargetkan vaksin merah putih dapat memasuki uji praklinik pada November 2020 mendatang.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menyampaikan hal itu dalam Acara Forum Diskusi Denpasar 12 yang digelar secara virtual, Rabu (14/10).
“Progres vaksin merah putih sudah 55%. Diharapkan akan segera uji praklinik bulan depan kalau semuanya lancar. Diharapkan akhir tahun selesai, dan awal tahun diserahkan ke PT Bio Farma,” kata Amin
Dalam mengembangkan vaksin, Eijkman menghadapi tantangan tersendiri karena virus korona baru penyebab covid-19 terus bermutasi secara acak. “Tapi, pola mutasi virus yang ada di Indonesia masih serupa dengan virus aslinya,” tukasnya.
Eijkman memperkirakan sebanyak 175 juta penduduk Indonesia yang wajib mendapatkan vaksin covid-19 dimana setiap orangnya akan mendapatkan 2 dosis vaksin.
Dengan demikian, kata Amin, Indonesia akan membutuhkan 350 juta dosis vaksin.
“Kalau kita bisa menyediakan 1 juta dosis perminggu, maka kita butuh 350 minggu atau 7 tahun program vaksin covid-19,” ungkapnya.
Dengan demikian, pihaknya harus membuat skala prioritas kelompok yang mendapatkan vaksin. Adapun, kelompok-kelompok yang menjadi prioritas yakni tenaga kesehatan, orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus, dan juga orang-orang dari hasil kontak tracing.
Amin menyadari, bahwa semua orang tentu mengharapkan kehadiran vaksin. Namun begitu, Ia menegaskan bukan berarti saat vaksin ditemukan pandemi dinyatakan selesai.
“Tidak berati vaksin tersedia pandemi selesai. Kita belajar dibituhkan waktu 200 tahun untukembuat dunia ini bebas cacar. Tapi kita harap tidak perlu waktu selama itu.
Intinya, meskipun ada vaksin, kita harus tetap terapkan 3M, yaitu yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” tandasnya.