Beritaenam.com | Visinema Group resmi memperkenalkan BION Studios, perusahaan film terbaru yang fokus memproduksi konten hyperlocal serta menangkap tren yang tengah berkembang di masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk menghadirkan ide-ide segar dan cerita yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam sambutannya, Herry Budiazhari Salim, Group President & CEO of Visinema Studios, menyatakan bahwa kehadiran BION Studios memberikan ruang bagi cerita yang memiliki potensi besar untuk menggugah hati penonton, meski belum banyak terdengar. “Kami ingin mengangkat cerita-cerita viral dari akar rumput dan budaya populer. BION Studios adalah wadah bagi suara-suara yang memiliki daya tarik kuat di pasar hyperlocal,” ujar Herry.
Memperkuat Kemampuan Storytelling Visinema
Dengan visi menjadi pusat keunggulan dalam setiap bentuk storytelling di Indonesia, Visinema terus memperlihatkan kemampuannya dalam menyusun narasi yang engaging dan impactful. Hadirnya BION Studios semakin mempertegas posisi Visinema sebagai pemimpin pemikiran di industri film dan kreatif Indonesia.
Saat ini, Visinema sudah dikenal melalui Visinema Pictures yang menghasilkan film-film berkualitas di layar lebar. Dengan BION Studios, Visinema kini siap menghadirkan cerita yang lebih lokal dan akrab dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Rencana Film BION Studios
Ajeng Parameswari, Chief of Business Stream & BION Studios, mengungkapkan antusiasmenya terkait beberapa proyek film yang akan diluncurkan. “Beberapa film kami akan tayang pada 2025, termasuk Ambyar Mak Byar, Selepas Tahlil, dan Kami (Bukan) Sarjana Kertas. Masing-masing film ini menyajikan cerita yang sangat dekat dengan masyarakat dan mencerminkan tren yang sedang berlangsung,” jelas Ajeng.
Film Ambyar Mak Byar, yang dibintangi oleh penyanyi dangdut Happy Asmara, bercerita tentang perjuangan cinta dan impian anak muda. Happy mengaku bangga bisa terlibat dalam film ini. “Ceritanya sangat dekat dengan kehidupan kita, terutama anak muda yang berjuang dengan cinta dan mimpi,” ungkapnya.
Selain itu, Selepas Tahlil yang dibintangi oleh Aghniny Haque, mengangkat kisah supranatural dari desa di Surabaya. Aghniny menyatakan kegembiraannya terlibat dalam film ini, terutama karena fokus BION Studios pada pasar hyperlocal. “Ini seperti pulang ke rumah,” ujar Aghniny.
Film lainnya, Kami (Bukan) Sarjana Kertas, merupakan adaptasi dari novel bestseller karya J.S. Khairen, yang menyajikan kisah tiga pemuda medioker yang berusaha mendapatkan ijazah dengan mudah, namun terjebak dalam tantangan yang mengubah hidup mereka.
BION Studios: Menyuarakan Cerita dari Masyarakat untuk Masyarakat
BION Studios berkomitmen menghadirkan konten yang menggugah dan relevan dengan kehidupan masyarakat. Ajeng Parameswari menutup dengan optimisme, “Kami ingin menyajikan cerita dari masyarakat untuk masyarakat, sehingga penonton merasa lebih terhubung dengan apa yang mereka saksikan.”
Dengan langkah ini, Visinema melalui BION Studios siap menjadi pelopor dalam menghidupkan cerita-cerita lokal yang dekat dengan hati penonton di seluruh Indonesia.