beritaenam.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat arus masuk modal asing (capital inflow) ke Indonesia mencapai Rp 14,75 triliun hingga per 17 Januari 2019. Aliran dana tersebut masuk melalui Surat Berharga Negara (SBN) dan juga saham.
“Kalau di Januari ini pemantauan angka kami sampai dengan 17 Januari 2019 kemarin secara keseluruhan inflow itu berjumlah kalau year to date 2019 itu total Rp 14,75 triliun ya,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks Masjid BI, Jakarta, Jumat (18/1).
Dari total aliran modal asing tersebut, yang masuk melalui SBN mencapai Rp 11,48 triliun, sedangkan ke pasar saham mencapai Rp 3,21 triliun.
“Jadi aliran asing masuk terdiri dari SBN Rp 11,48 triliun dan saham juga Rp 3,21 triliun,” katanya.
Perry mengatakan, dengan capaian tersebut membuktikan bahwa tingkat kepercayaan investor global terhadap Indonesia masih cukup bagus.
Hal ini tidak terlepas dari berbagai langkah kebijakan Bank Indonesia, bersama pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan.
“Kedua karena memang prospek ekonomi Indonesia lebih baik, stabilitas yang terjaga termasuk juga defisit transaksi berjalan yang menurun,” katanya.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat arus masuk modal asing (capital inflow) ke Indonesia cukup deras selama Desember 2018. Aliran masuk modal asing masuk ke RI pada Desember 2018 sebesar USD 1,9 miliar.
“Dan berlanjut pada Januari 2019,” kata Perry di kantornya, Kamis (17/1).
Akan tetapi, kondisi neraca perdagangan Indonesia Desember 2018 masih mencatat defisit meski aliran masuk modal asing masih berlanjut.
“Defisit neraca perdagangan tercatat sebesar USD 1,1 miliar dipengaruhi penurunan kinerja ekspor, khususnya ekspor non-migas akibat kondisi global yang kurang kondusif,” ujarnya, seperti dikutip dari merdeka.com
Kendati demikian, dia menyebutkan saat ini posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir Desember 2018 cukup tinggi sebesar USD 120,7 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah guna memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk pengendalian defisit transaksi berjalan pada 2019 menuju kisaran 2,5 persen dari PDB,” tutupnya.