Beritaenam.com — FFI Goes to Campus kembali hadir, kali ini di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, sebagai bagian dari rangkaian program kerja FFI 2024. Acara ini mengajak para mahasiswa untuk lebih mengenal dunia perfilman, khususnya dalam hal produksi film, melalui pemutaran film dan diskusi bersama para profesional industri.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Pelaksana FFI 2024 Prilly Latuconsina, Duta FFI 2024 Bryan Domani, produser film Gita Fara, dan penulis muda asal Makassar Nurwina Sari. Sebelumnya, FFI Goes to Campus telah sukses digelar di Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT.
Selama acara di Unhas, mahasiswa berkesempatan menonton beberapa film pemenang Piala Citra FFI, seperti “Cahaya dari Timur: Beta Maluku” (Pemenang Piala Citra FFI 2014 untuk Film Cerita Panjang Terbaik) dan “Before, Now & Then (Nana)” (Pemenang Piala Citra FFI 2022 untuk Film Cerita Panjang Terbaik). Selain itu, juga diputar dua film pendek: “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” (Pemenang Piala Citra FFI 2019 untuk Film Cerita Pendek Terbaik) dan “The Fox Exploit The Tiger’s Might” (Silver Screen Award Singapore International Film Festival 2015).
Setelah pemutaran film, para mahasiswa berkesempatan berdiskusi dengan produser film “Nana”, Gita Fara, mengenai berbagai aspek penting dalam produksi film. Diskusi ini dimoderatori oleh Prilly Latuconsina. Gita Fara menekankan pentingnya terus belajar dan berani mengambil pengalaman baru dalam dunia produksi film.
“Film adalah hasil dari kerja kolaborasi. Seorang produser harus mampu memandu tim produksi dan menjadi navigator agar film dapat berjalan sesuai visi. Oleh karena itu, membangun jejaring yang kuat dan kolaborasi solid dengan seluruh tim produksi sangatlah penting,” ujar Gita Fara.
Gita juga mendorong mahasiswa untuk menggali ide dan inspirasi dari unsur-unsur lokal yang dekat dengan keseharian mereka. Menurutnya, unsur lokal dalam film bisa menjadi kekuatan yang memperkaya film itu sendiri. “Misalnya dengan memanfaatkan bahasa dan budaya daerah. Itu bisa menjadi pernyataan yang kuat dalam film, seperti yang dilakukan dalam film ‘Nana’,” lanjutnya.
Selain Gita Fara, Ketua Komite FFI 2024–2026 Ario Bayu dan Duta FFI 2024 Bryan Domani turut hadir dalam acara tersebut. Bryan mengapresiasi perkembangan ekosistem perfilman di Makassar yang dinilainya cukup pesat, dengan banyaknya sineas asal Makassar yang karyanya telah diakui, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Makassar adalah kota dengan pertumbuhan film yang cukup pesat. Rekam jejak sineas asal Makassar menunjukkan bahwa karya-karya mereka bukan hanya diapresiasi di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional. Saya berharap FFI Goes to Campus di Unhas ini bisa membantu mahasiswa yang mendalami perfilman untuk menjadi lebih matang,” kata Bryan Domani.
FFI Goes to Campus di Unhas Makassar juga menampilkan talenta muda lokal, Nurwina Sari, mahasiswa Fakultas Hukum Unhas yang salah satu novelnya telah diadaptasi menjadi serial berjudul “Dia Angkasa”, yang tayang di platform streaming. Wina menyampaikan kegembiraannya melihat industri perfilman Indonesia yang semakin inklusif dan terbuka terhadap tema-tema baru.
“Saya berharap industri perfilman Indonesia terus memberikan lebih banyak kesempatan kepada anak-anak muda,” ungkap Wina.
Selain pemutaran film dan diskusi, acara ini juga mengadakan lomba ulasan film untuk mahasiswa, yang bertujuan melatih kepekaan mereka dalam mengapresiasi dan mengkritisi film.
FFI 2024 yang mengusung tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia” masih membuka pendaftaran untuk karya film cerita panjang, film non cerita panjang, serta kritik film hingga 31 Agustus 2024.