beritaenam.com, Tulungagung – Gubernur Jawa Timur terpilih Khoifah Indar Parawansa mengaku mulai merancang strategi 100 hari pertama setelah dilantik bersama Emil Elestianto Dardak.
Ditemui wartawan usai menghadiri pelantikan Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Tulungagung di Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bongso, Khofifah mengatakan beberapa program program yang ingin diikutkan adalah One Pesantren One Product (OPOP) serta penataan pasar.
“Kami ingin One Pesantren One Product bisa menjadi program 100 hari di Jawa Timur ke depan. Nah salah satu yang kami harapkan adalah dari para intelektual NU (ISNU) melakukan inovasi dan memberikan referensi, karena setuju dan tidak setuju saat ini kita berhadapan dengan percepatan kemajuan teknologi,” kata Khofifah, Sabtu (29/12/2018).
Menurutnya peran para sarjana dalam penguatan program OPOP sangat diperlukan, lantaran mereka merupakan orang-orang berpendidikan yang lebih erat dengan kalangan santri dan pondok pesantren. Terlebih saat ini kalangan ISNU tersebar di berbagai lembaga mulai pemerintahan hingga swasta.
Khofifah mengaku di era perkembangan teknologi 4.0 yang pesat, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang masih berkutat pada teknologo 2.0 dan 3.0. Dikatakan kalangan pesantren tidak boleh tertinggal, namun justru ikut bergerak maju mengikuti perkembangan zaman.
Selain itu Khofifah mengaku, program kerja 100 harinya juga akan menyasar pada penataan sektor pasar agro serta teknologi pertanian.
Bahkan untuk mempercepat itu pihaknya sudah melakukan kunjungan ke Taipe Taiwan untuk melihat penerapan teknologi pada sektor pertanian hingga pemasaran di pasar agro.
“Kita harus bisa mereplikasi sistem pasar induk yang ada di Taipe, kita harus ke sana , dengan berbagai etape kita yang ingin lakukan secara bertahap. Ke depan kita harus melakukan format seperti itu,” ujarnya.
Pihaknya meyakini peran teknologi pertanian dan berbagai produk pertanian tersebut akan semakin penting untuk dilakukan penataan, karena hal tersebut akan beriringan dengan proses masyarakat mengakses makanan, terutama sayur dan buah-buahan yang sehat.
“Nah, saya sudah mengkomunikasikan hasil kunjungan saya ke Taiwan dengan Dirjen Tanaman Pangan, pesannya adalah bawa bibitnya, bawa benihnya,tanam di Jawa Timur, lalu kita bisa mengembangkan format itu dengan teknologi yang pertanian yang dimungkinkan bisa diberikan kepada para petani,” jelas Khofifah, seperti dilansir dari detik.com
Dikatakan dari studinya ke Taiwan tersebut pihaknya melihat banyak sekali peluang yang bisa dilakukan oleh Jawa Timur untuk meningkatkan kerjasama melalui berbagai program strategis termasuk adanya investasi.
Sementara Ketua ISNU Tulungagung Mohammad Rifai mengaku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendukung upaya pemerintah Tulungagung maupun Jawa Timur dalam melakukan program pengembangan dan pembangunan, termasuk terwujudnya program OPOP.
“Kami akan berusaha semaksimal mungkin, ini merupakan tugas berat tapi harus kami lakukan. Program One Pesantren One Product kami rasa sangat baik, karena pesantren bisa memiliki produk unggulan,” kata Rifa’i.
Menurutnya, pesantren diharapkan mampu mencetak orang-orang yang memiliki keilmuan dalam bidang keagamaan, ekaligus memiliki ketrampilan tertentu yang bisa diaplikasikan untuk mendorong kemandirian dalam bidang ekonomi.