Beritaenam.com — Dalam rangka memperingati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia yang diperingati setiap tanggal 9 Agustus, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (Dit. KMA), Direktorat Jenderal Kebudayaan, berkolaborasi dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) untuk menyelenggarakan Musyawarah Besar Pendidikan Adat Nusantara. Acara ini berlangsung mulai 12 hingga 15 Agustus 2024 di Sekolah Adat Osing Pesinauan, Banyuwangi.
Mengusung tema ‘Pendidikan Adat sebagai Jalan Pulang untuk Menjaga dan Merawat Bumi’, kegiatan ini bertujuan untuk menggerakkan pendidikan adat sebagai sarana transformasi pengetahuan masyarakat adat ke dalam aksi kolektif guna menyelamatkan dan menjaga kelestarian bumi.
Komitmen Kemendikbudristek terhadap Pendidikan Adat
Dalam sambutannya, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi, menegaskan komitmen Kemendikbudristek dalam mempercepat pengesahan undang-undang masyarakat adat serta meningkatkan layanan pendidikan adat di seluruh Nusantara. “Pendidikan masyarakat adat merupakan prioritas nasional sesuai dengan amanat konstitusi dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Ini adalah dasar pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua ke generasi muda,” ujar Hadi.
Hadi juga menggarisbawahi pentingnya peran sekolah adat dalam menghadapi perubahan iklim dan menjaga keberlangsungan alam. “Melalui pendekatan sekolah adat, kita dapat memanfaatkan pengetahuan kearifan lokal untuk menjaga ekosistem dan alam di sekitar kita,” tambahnya.
Kemendikbudristek juga menunjukkan komitmennya dalam melindungi masyarakat adat dari ekspansi korporasi yang mengancam wilayah adat. Hadi menegaskan bahwa Kemendikbudristek bekerja sama dengan 25 kementerian dan lembaga untuk menjaga dan melindungi keberlangsungan masyarakat adat dalam menjaga lingkungan mereka.
Pendidikan Adat dan Merdeka Belajar
Hadi juga menekankan bahwa pendidikan adat merupakan fondasi bagi program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim. “Merdeka Belajar memberikan ruang yang luas bagi anak-anak dari masyarakat adat untuk belajar di mana saja mereka berada. Kami mendukung penuh upaya memfasilitasi pendidikan adat ini,” ungkap Hadi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi, menjelaskan bahwa sekolah adat yang dibina oleh AMAN bukan hanya tentang gedung atau kurikulum, tetapi tentang visi dan misi untuk membentuk masyarakat adat yang kompeten dalam menjalani kehidupan sebagai bagian dari masyarakat adat. “Sekolah adat adalah tempat di mana kita membentuk kepribadian, menimba ilmu, dan meletakkan nilai-nilai dasar sebagai masyarakat adat,” kata Rukka.
Pendidikan Adat sebagai Solusi Perubahan Iklim
Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Daerah Osing Banyuwangi, Wiwin Indiarti, menekankan bahwa Sekolah Adat Osing Pesinauan berfokus pada pendidikan berbasis adat yang berkontribusi langsung terhadap pelestarian alam. “Sebagai masyarakat adat yang berbasis agraris, hubungan kami dengan alam sangat erat. Keputusan yang salah dalam penggunaan alat atau teknik pertanian bisa berdampak fatal bagi lingkungan,” jelas Wiwin.
Dalam kesempatan yang sama, Professor of Environment and Sustainability dari University of Michigan, Kyle Whyte, mengungkapkan bahwa sistem pendidikan adat diakui sebagai salah satu sistem pendidikan terbaik oleh penelitian ilmiah. “Pendidikan adat telah terbukti efektif dalam memfasilitasi proses belajar yang lebih cepat dan bermakna,” ungkap Kyle.
Rangkaian Kegiatan Musyawarah Besar Pendidikan Adat Nusantara
Musyawarah Besar Pendidikan Adat Nusantara ini dimulai dengan pawai budaya yang diikuti oleh perwakilan sekolah adat dari seluruh Indonesia, pengurus wilayah dan daerah AMAN, serta organisasi pendukung gerakan masyarakat adat. Selain itu, rangkaian kegiatan juga mencakup sarasehan, lokakarya, dan festival budaya yang menampilkan kekayaan budaya dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan penyelenggaraan Musyawarah Besar ini, diharapkan pendidikan adat dapat terus berkembang dan menjadi pilar utama dalam upaya menjaga dan melestarikan budaya serta lingkungan alam Nusantara.