Magelang – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno melanjutkan rangkaian visitasi 50 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Kali ini, beliau mengunjungi Desa Wisata Wanurejo di Magelang, Jawa Tengah, yang merupakan pintu gerbang Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur.
Menparekraf Sandiaga disambut dengan tarian Kang Gareng di Candi Pawon, Dusun Bronjolanan, sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan VW menuju lokasi UMKM Rengginang Bu Yatin. Di sana, beliau melihat langsung proses pembuatan rengginang, makanan ringan berbahan dasar beras ketan, dan berbelanja oleh-oleh khas Desa Wisata Wanurejo.
Sepanjang perjalanan menuju Balkondes Wanurejo, Sandiaga disuguhi pemandangan sawah dengan latar belakang Bukit Menoreh dan Gunung Merapi yang memukau. Setibanya di Balkondes, beliau disambut dengan tarian Topeng Ireng yang menceritakan tentang Wanurejo, serta melihat beragam produk UMKM di pendopo, mulai dari kerajinan, kuliner, hingga fesyen. Beliau juga menanam pohon kelengkeng di area paling barat Balkondes.
“Dari 6.016 desa wisata yang tergabung dalam Jadesta, Wanurejo memiliki banyak keunggulan. Saya melihat langsung dari proses pembuatan rengginang hingga ke Candi Pawon. Saya berharap semua pihak dapat berkolaborasi untuk mendukung Wanurejo,” ujar Sandiaga usai visitasi, Kamis (11/7/2024).
Keberhasilan Desa Wisata Wanurejo tidak lepas dari kolaborasi kuat antara sembilan dusun yang menghadirkan beragam daya tarik wisata pedesaan terintegrasi. Mulai dari penginapan, atraksi, kuliner, kriya, hingga budaya, semuanya mengedepankan kearifan lokal. Desa ini menyediakan sekitar 63 homestay dengan harga Rp350.000 hingga Rp450.000 per malam.
“Saya canangkan Desa Wisata Wanurejo sebagai desa wisata terbaik Indonesia. Mudah-mudahan ini akan menjadi destinasi wisata kelas dunia. Kita akan promosikan di kawasan Asia Tenggara dan mancanegara,” tambah Sandiaga.
Sembilan dusun yang terlibat dalam pengembangan desa ini meliputi Bronjonalan, Tingal Kulon, Tingal Wetan, Bejen, Ngentak, Soropadan, Barepan, Jowahan, dan Gedongan dengan luas total 470.100 hektare. Desa ini terletak di kaki Pegunungan Menoreh dan diapit oleh Sungai Progo serta Sungai Sileng. Pengunjung dapat mencapai desa ini dalam waktu sekitar 1,5 jam dari Yogyakarta International Airport (YIA).
Selain atraksi wisata yang dinikmati Menparekraf, pengunjung juga dapat melihat Masjid Kuno dengan beduk peninggalan Pangeran Diponegoro, mengunjungi sumber air suci Umbul Tirta, serta makam Kyai Wanu.
Dalam kunjungan ini, Menparekraf didampingi oleh Staf Khusus Menteri Bidang Pengamanan Kemenparekraf/Baparekraf, Ario Prawiseso; Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi; dan Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Agustin Perangin-angin.