Beritaeman.com — Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melakukan kunjungan kerja ke Persemaian Liang Anggang (PLA) yang terletak di Kawasan Hutan Lindung, Kelurahan Landasan Ulin Barat, Kecamatan Lianganggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kunjungan ini dilakukan untuk memantau perkembangan pembangunan PLA yang hampir selesai. PLA ini merupakan salah satu dari delapan persemaian skala besar nasional yang telah dibangun, termasuk di Toba (Sumut), Likupang (Sulut), Labuan Bajo (NTT), Rumpin (Jawa Barat), Mentawir (IKN), Mangrove G20 (Bali), dan Mandalika (NTB).
Dengan total luas 14 hektar dan areal produksi seluas 6,6 hektar, PLA dibangun melalui kolaborasi antara Kementerian LHK dan Kementerian PUPR Ditjen Sumber Daya Air BWS Kalimantan III untuk penyediaan air, serta PT. Adaro Energy Indonesia yang bertanggung jawab atas konstruksi areal produksi. Persemaian ini memiliki kapasitas produksi mencapai 10 juta batang bibit per tahun, yang terdiri dari berbagai jenis kayu-kayuan, hasil hutan bukan kayu (HHBK), tanaman endemik, dan tanaman estetik.
Menteri Siti Nurbaya menyatakan harapannya agar PLA dapat segera diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Ia juga menjelaskan bahwa pembangunan persemaian seperti PLA ini menggunakan Skema Public Private Partnership (PPP), yang melibatkan kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta. Menteri Siti yakin bahwa jika kolaborasi semacam ini dapat berjalan baik di seluruh Indonesia, negara ini akan menjadi lebih subur, hijau, dan mendapat manfaat positif dari alam, seperti nilai karbon.
Pemerintah mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespons isu global terkait keberlanjutan, keanekaragaman hayati, dan ekonomi sirkular, serta dalam orientasi offset karbon. Dalam konteks ini, Indonesia telah menegaskan komitmen melalui agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis. Salah satu kunci utama untuk mencapai hal tersebut adalah penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang lebih masif dan terstruktur.
Presiden Joko Widodo juga menekankan bahwa Indonesia serius dalam menangani dampak perubahan iklim melalui produksi bibit di persemaian skala besar. Pemerintah berencana membangun 30 persemaian skala besar dengan melibatkan perusahaan swasta di sektor perkebunan dan pertambangan yang memiliki komitmen untuk mendukung aksi mitigasi perubahan iklim dan pembangunan nasional. Bibit yang dihasilkan akan ditanam di area rawan bencana dan lahan kritis untuk mengurangi risiko bencana serta memperbaiki lingkungan.
Asisten Gubernur Kalimantan Selatan menyatakan kebanggaannya atas pembangunan PLA di wilayahnya. Ia berharap PLA ini dapat memulihkan lahan di Kalimantan Selatan dan menjadi lokasi edukasi bagi masyarakat tentang penanaman pohon untuk pembangunan hijau dan penguatan ketahanan bencana. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga berharap adanya kolaborasi antara KLHK dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dalam pengelolaan distribusi bibit, mulai dari perencanaan, distribusi, hingga monitoring.
Perwakilan dari Kementerian PUPR menegaskan dukungan mereka dalam pembangunan dan operasional PLA, terutama dalam penyediaan air baku dan infrastruktur jalan. Sumber air PLA direncanakan berasal dari Riam Kanan Banjarmasin, dengan jaringan pipa sepanjang 7 km yang mampu menyalurkan air dengan debit 15 liter per detik. PLA juga dilengkapi dengan sumur bor berkapasitas 10 liter per detik yang akan membantu penyediaan air baku selama musim kemarau, sehingga kebutuhan air baku di PLA dapat tercukupi dengan baik.
Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta, pembangunan PLA di Kalimantan Selatan diharapkan mampu menjadi contoh keberhasilan dalam upaya menghijaukan Indonesia dan mendukung mitigasi perubahan iklim.