Beritaenam.com, Jakarta – Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo menegaskan, media tidak bisa diintervensi. Hal tersebut dia katakan dalam acara diskusi publik dalam memperingati Hari Ibu ke-90 ‘Pers dan Pemajuan Perempuan Indonesia’.
“Tidak ada yang bisa intervensi media harus memberitakan soal ini atau soal itu,” ujar Stanley di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (11/12).
Pernyataan Stanley ini terkait kemarahan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kepada beberapa media. Prabowo kesal lantaran media tak memberitakan aksi damai 212 di Monas, Jakarta Pusat.
“Kita melihat ada yang memberitakan reuni 212 ada yang tidak, kemudian yang pro dengan 212 kesal kepada media tak memberitakan hal tersebut. Itu kebebasan media, mau memberitakan atau tidak,” kata Stanley.
Saat kesal tak ada pemberitaan berlebihan terkait aksi 212, Prabowo sempat menyudutkan media. Stanley mengaku banyak wartawan yang mengejarnya untuk diwawancara, namun dia enggan menanggapi.
“Saya diburu oleh wartawan untuk memberikan komentar soal omongan salah satu calon presiden yang kesal dengan media. Saya tidak mau menjawab, saya tidak mau memberikan komentar,” kata dia.
Sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kesal akibat sikap media massa dalam menyajikan sebuah informasi.
Darahnya makin mendidih saat media tidak objektif saat memberitakan acara reuni 212. Prabowo geram, massa yang hadir belasan juta hanya disebut puluhan ribu.
“Redaksi kamu (wartawan) bilang enggak ada orang di situ hanya berapa puluh ribu, itu kan tidak objektif enggak boleh dong. Kebebasan pers jurnalis itu harus objektif memberi tahu apa adanya,” tegas Prabowo saat ditemui di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (5/12).
Menurutnya, rakyat tidak akan percaya kepada media jika menyajikan informasi tak objektif. Mantan Danjen Kopassus itu sudah malas berbicara dengan media.
“Harus ditegur itu (redaksimu). Kau harus tegur jangan tipu rakyat gak baik. Kalau begitu nanti kalian akan ditinggal rakyat. Saya udah gak mau kasih keterangan kepada media yang gak jelas. Karena gak akan disiarkan juga,” ujar Prabowo.
Prabowo ditemui wartawan usai menghadiri acara peringatan hari disabilitas ke-26. Dia menyesalkan media tak menyorot para penyandang disabilitas yang hadir pada reuni 212.
“Hadir jutaaan orang itu tapi banyak media di Indonesia tidak melihatnya. Yang hadir banyak kaum disabilitas, yang tuna netra hadir duduk di depan saya. Mereka datang dari jam 3 pagi sudah di situ. Belum kelompok disabilitas lainnya,” tegasnya.