beritaenam.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin tak heran Rizieq Syihab menyarankan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno segera mendesak KPU menghentikan real count. Menurut TKN, saran itu tidak akan dilontarkan jika Prabowo-Sandiaga menang.
“Ya pasti minta dihentikanlah, lha wong soalnya hasilnya juga menunjukkan kekalahan kubu Prabowo-Sandi. Sudah dapat ditebak bahwa para pendukung 02, termasuk Habib Rizieq, akan meminta KPU untuk menghentikan situng yang hasilnya memang memenangkan pasangan pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf. Mungkin ceritanya akan lain kalau situng itu akan memenangkan mereka,” kata jubir TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, Jumat (3/5/2019).
Ace mengatakan saran untuk menghentikan situng KPU lantaran hasilnya sudah menunjukkan tanda-tanda kekalahan Prabowo-Sandiaga. Hasil situng sementara, kata dia, juga sama dengan lembaga survei kredibel dan data real count yang dimiliki TKN.
“Situng KPU juga hasilnya akan sama dengan hasil rekapitulasi C1 dalam ‘war room’ yang kami miliki,” ujarnya.
Politikus Golkar itu pun dengan tegas menolak jika situng KPU dihentikan. Sebab, dari situng KPU, masyarakat akan lebih mudah memantau dengan cepat hasil real count KPU.
“Kami tentu tak setuju jika Situng KPU itu dihentikan. Masyarakat masih membutuhkan rekapitulasi lebih cepat hasil pemilu. Bahkan kami mendesak kepada KPU agar jangan terlalu lambat dalam menginput data hasil perhitungan C1 ini. Bagi kami, lebih cepat lebih bagus,” ujar politikus Golkar itu, seperti dikutip dari detik.com
Sebelumnya, Rizieq Syihab menyarankan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi segera mendesak KPU menghentikan real count.
Saran Rizieq itu sebelumnya disampaikan oleh ketua penanggung jawab Ijtimak Ulama III, Yusuf Muhammad Martak. Rizieq menilai real count bisa berbahaya dan membentuk opini salah di masyarakat.
“Jadi Rizieq menyarankan agar BPN segara ke Bawaslu dan kita kawal ke KPU, agar BPN itu menghentikan real count, agar tidak membentuk opini yang jelek di masyarakat, yang akhirnya membingungkan masyarakat, itu yang jadi bahaya,” ujar Ketua penanggung jawab Ijtimak Ulama III, Yusuf Muhammad Martak, di Hotel Lor In, Sentul, Bogor, Rabu (1/5).
KPU telah menanggapi saran yang dilontarkan Habib Rizieq itu. KPU menegaskan sebagai lembaga yang hanya tunduk pada undang-undang.
“KPU tidak akan tunduk dan pihak mana pun, itu prinsip, dari pihak mana pun kami tidak akan tunduk dan kami akan membuktikan itu,” ujar Komisioner KPU Wahyu Setiawan di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (2/5).
“Kami juga tidak akan tunduk kepada 01 dan 02 dan siapa pun, KPU hanya bertunduk kepada UU,” imbuh Wahyu.