beritaenam.com – Ole Gunnar Solskjaer dipermanenkan karena berhasil membangkitkan Manchester United. Tapi setelahnya, performa Setan Merah malah melorot.
Solskjaer ditunjuk menjadi manajer interim MU menggantikan Jose Mourinho pertengahan Desember lalu. Saat itu MU yang hancur-hancuran dibawanya melaju mulus.
Pria asal Norwegia membawa MU memenangi delapan laga beruntun sebelum akhirnya diimbangi Burnley pada 29 Januari.
MU bahkan sempat tak tersentuh kekalahan selama 11 pertandingan dan akhirnya kalah dari Paris St-Germain di Liga Champions.
Tapi setelahnya Solskjaer membawa MU menang empat kali dari lima laga termasuk menyingkirkan PSG di leg kedua 16 besar dengan kemenangan 3-1 di markas lawan.
Tapi, performa MU menunjukkan penurunan usai dikalahkan Arsenal dan Wolverhampton secara beruntun pertengahan Maret lalu.
Kekalahan dari Wolves juga mengakhiri kiprah MU di babak perempatfinal Piala FA. Meski demikian, manajemen klub tetap mempermanenkan Solskjaer karena dinilai sudah membangkitkan performa tim serta pemainnya.
Kontrak permanen tiga tahun diberikan menjelang akhir bulan lalu. Laga perdana Solskjaer berakhir kemenangan 2-1 atas Watford. Meski demikian, setelah itu performa MU malah naik turun.
Diawalil kekalahan 1-2 dari Wolves di liga, MU kalah 0-1 dari Barcelona di leg pertama perempatfinal Liga Champions lalu menang 2-1 atas West Ham United, sebelum disingkirkan Los Cules usai kalah 0-3 pada leg kedua dua hari lalu.
Itu artinya sejak Solskjaer dipermanenkan, MU kalah tiga kali dan cuma menang dua kali dengan lima kali membobol gawang lawan dan delapan kebobolan.
Rataan poinnya hanya 1,2 poin, bandingkan saat masih jadi caretaker, Solskjaer punya rataan 2,32 poin per laga.
Selain itu MU juga garang banget dengan bikin 40 gol dan hanya kebobolan 17 gol dari 19 pertandingan. Mereka juga hanya kalah tiga kali dan imbang dua kali.
Kini dengan lima kekalahan dari tujuh pertandingan terakhirnya, apakah Solskjaer mulai kehilangan tajinya? Kalau iya, tentu ini tanda bahaya bagi MU yang tinggal mengincar finis empat besar demi menyelamatkan musim mereka.
Apalagi posisi MU sedari Solskjaer datang sampai saat ini belum banyak berubah. Mereka masih tertahan di posisi keenam klasemen dengan 64 poin dari 33 laga, selisih dua poin dari Arsenal di urutan keempat.
Bisakah Solskjaer membawa MU finis empat besar? Untuk diketahui, MU masih harus menghadapi Manchester City dan Chelsea di lima laga tersisa Premier League musim ini.