beritaenam.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin membantah pernyataan Amien Rais yang menyebut Presiden Joko Widodo tak mampu memberantas mafia impor pangan. TKN menyebut Amien selalu berprasangka buruk.
“Amien Rais kembali membuat pernyataan tanpa data dan penuh dengan teori konspirasi. Tanpa dasar-dasar ilmu ekonomi yang memadai, Amien Rais hanya mengandalkan ilmu suuzan dengan menyebutkan mafia terjadi mulai dari kabupaten sampai nasional. Baginya negara kita seperti negeri para mafioso,” kata juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Rabu (30/1/2019).
Ace memaparkan data pemberantasan mafia impor pangan hingga pemburu rente di era Jokowi. Dia mencontohkan pembubaran Petral di tahun 2015 dan reformasi regulasi tata kelola minyak dan gas (migas).
“Kemudian pada tahun 2017, Pak Jokowi membentuk Satgas Pangan yang juga melakukan penegakan hukum terhadap kartel dan mafia pangan,” sebut Ace.
Ia melanjutkan, Jokowi juga melakukan evaluasi terhadap jutaan hektare hutan yang izinnya disebut banyak dikeluarkan pada pemerintahan sebelumnya. Praktik pemberian izin hutan secara ugal-ugalan itu, kata Ace, diduga dikeluarkan saat otoritas dipegang oleh orang yang dekat dengan Amien Rais.
“Praktik pemberian izin hutan secara ugal ugalan justru diindikasikan dikeluarkan saat otoritas dipegang oleh orang yang dekat dengan Amien Rais. Untuk tidak terjadi lagi praktik ugal-ugalan semacam itu, Pak Jokowi mempercepat kebijakan satu peta,” tutur politikus Golkar itu.
“Untuk menghadapi pemburu rente dan mafia perizinan, Pak Jokowi melakukan reformasi besar-besaran dalam proses perizinan dengan menerapkan model Online Single Submision untuk mencegah praktik kongkalikong dalam pemberian perizinan. Reformasi perizinan ini membuahkan naiknya peringkat investasi dan kemudahan berusaha,” imbuh Ace.
Ace lantas meminta Amien Rais banyak membaca buku tentang ketahanan pangan. Menurutnya, kebijakan soal impor perlu dipahami dari perspektif luas.
“Terdapat tiga pilar penting dalam ketahanan pangan, yaitu keterjangkauan atau kemampuan masyarakat untuk membeli pangan, ketersediaan pangan baik dari produksi dalam negeri maupun impor, dan kualitas dan keamanan pangan. Impor bukanlah tujuan, tapi harus dilihat dalam tiga pilar itu,” kata dia.
Menurut Ace, indeks ketahanan pangan Indonesia membaik dalam kurun waktu 4 tahun. Ia membeberkan data 2014-2018 tentang indeks ketahanan pangan Indonesia.
“Indeks ketahanan pangan Indonesia dalam 4 tahun ini terus mengalami perbaikan. Pada tahun 2014 Indeks Ketahanan Pangan Indonesia berada di posisi 72 dari 113 negara, pada tahun 2015 menjadi 76, dan membaik menjadi 71 (2016), 65 (2017) dan 65 (2018),” sebutnya.
“Di ASEAN kondisi ketahanan pangan Indonesia tahun 2018 lebih baik dibanding dengan Sri Lanka (67), Filipina (70), Myanmar (82), Kamboja (85) dan Laos (95). Sedang Vietnam (62), Thailand (54), Malaysia (40), dan Singapura (1) lebih baik dibanding Indonesia,” lanjut Ace.
Selain itu, Ace juga menyinggung pembangunan infrastruktur yang dilakukan Jokowi. Pembangunan infrastruktur itu, kata dia, demi kepentingan peningkatan produksi para petani. Ia mencontohkan pembangunan waduk/bendungan di sejumlah daerah.
“Diharapkan pembangunan infrastruktur tersebut berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi pertanian di masa yang akan datang. Selain itu, Pak Jokowi juga membuat kebijakan dan terobosan agar harga di tingkat petani tidak jatuh karena mekanisme pasar,” ujar Ace.
Kembali ke soal Amien, Ace pun menduga politikus senior PAN itu pernah jadi ‘panutan’ bagi para mafia impor hingga migas. Ia menyebut para mafia itu sudah ada sejak lama, bahkan ketika Amien masih ada dalam lingkaran pemerintahan.
“Kalau selama ini negeri ini penuh mafia, maka jangan-jangan Amien Rais pernah berada di zona nyaman serta menjadi patron politik dari para mafia itu, mulai dari mafia impor migas sampai dengan mafia perizinan hutan. Bukankah mafia-mafia itu sudah lama ada sejak Orde Baru, bahkan ketika Amien Rais masih dalam kekuasaan. Setelah tidak berkuasa lagi baru Amien Rais teriak tentang mafia. Itu sama saja menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri,” tutur Ace, seperti dilansir dari detik.com
Sebelumnya, Amien Rais mengkritik kebijakan impor bahan pokok pemerintah Presiden Jokowi. Menurut Amien, Jokowi tidak bisa memberantas mafia impor, khususnya mafia yang ada di level nasional.
“Sampai sekarang Saudara Jokowi ini tidak mampu. Bahkan mungkin pura-pura nggak tahu barangkali, ya. Jadi saudara sekalian, ini sudah sangat kritis, mafia ini harus mulai di-cut pelan-pelan, supaya tidak ugal-ugalan, dan kita perlukan pemimpin yang baru,” kata Amien, Selasa (29/1).