Jepang Bantah Olimpiade Tokyo 2021 Dibatalkan
Penyelenggara mengatakan semua mitra “sepenuhnya fokus” bekerja demi terselenggaranya Olimpiade. Surat kabar Inggris mengutip anggota koalisi yang berkuasa di Jepang sebelumya mengatakan Olimpiade tidak akan berlangsung.
Pemerintah Jepang pada Jumat (22/01) membantah laporan bahwa Olimpiade Tokyo akan dibatalkan.
Wakil Sekretaris Kabinet Jepang Manabu Sakai, yang merupakan juru bicara pemerintah, mengatakan kepada wartawan bahwa laporan sebelumnya yang menyatakan Olimpiade akan dibatalkan akibat pandemi virus corona adalah tidak benar.
Media The Times sebelumnya melaporkan bahwa seorang anggota senior pemerintah Jepang yang tidak disebutkan namanya telah mengakui kekalahannya dalam upaya kota menggelar Olimpiade dan mengakui bahwa fokusnya sekarang adalah mengamankan acara-acara untuk Tokyo pada tahun 2032.
Meski membantah laporan tersebut, Sakai mengatakan bahwa pemerintah tengah menerapkan langkah-langkah penanggulangan infeksi secara menyeluruh untuk dapat menyelenggarakan pesta olahraga tersebut.
Panduan Baru Olimpiade larang atlet berpelukan atau lakukan tos
Buku panduan baru Olimpiade Tokyo melarang para atlet yang berpartisipasi di pesta olahraga dunia itu untuk berpelukan atau melakukan tos, demikian keterangan panitia penyelenggara seperti dikutip AFP.
Dokumen mentah panduan setebal 33 halaman itu juga memperingatkan bahwa para atlet dapat didepak dari pertandingan yang mereka ikuti seandainya melanggar peraturan-peraturan ketat terkait COVID-19.
Menurut panduan itu, para atlet akan mengikuti tes untuk COVID-19 setidaknya satu kali setiap empat hari, dan akan dilarang bertanding jika kedapatan positif.
Masa tinggal mereka di Jepang akan dikurangi untuk mengurangi risiko infeksi, dan orang-orang yang menghuni Perkampungan Atlet Olimpiade diharapkan untuk menghindari bentuk-bentuk kontak fisik yang tidak diperlukan.
Dokumen itu memberikan gambaran detail tes virus kepada para atlet, di mana dibutuhkan hasil negatif pada tes yang dilakukan 72 jam sebelum bepergian ke Jepang dan akan kembali dilakukan tes saat mereka telah mendarat.
Tidak akan ada karantina untuk para atlet, dan mereka masih diizinkan untuk menghadiri pemusatan-pemusatan latihan di Jepang sebelum Olimpiade dimulai, namun seluruh pergerakan harus didata dan penggunaan transportasi publik harus mendapat izin pihak berwenang.
Para atlet tidak boleh mengunjungi pusat kebugaran, area-area turis, toko, restoran, atau bar, dan hanya dapat pergi ke arena-arena Olimpiade dan lokasi-lokasi tambahan yang terbatas.
Mereka juga disarankan untuk selalu mengenakan masker, kecuali saat bertanding, berlatih, tidur, atau berada di luar ruangan yang terbuka.
Buku panduan terkait COVID-19 dirilis ketika panitia penyelenggara, ofisial-ofisial Olimpiade, dan pemerintah Jepang bekerja keras untuk membangun keyakinan bahwa Olimpiade dapat berlangsung dengan aman meski terdapat masalah virus.
Para atlet disarankan untuk divaksin, namun hal itu tidak akan menjadi syarat untuk dapat berpartisipasi di Olimpiade.
Dukungan untuk menyelenggarakan Olimpiade tetap rendah di Jepang, dengan sekitar 80 persen penduduk Jepang mendukung pembatalan atau penundaan lanjutan.
Panitia pelaksana juga tidak lepas dari masalah, setelah Ketua Olimpiade Tokyo Yoshiro Mori melontarkan pernyataan berbau seksisme.
Sejauh ini, Mori telah meminta maaf atas ucapannya, namun ia menolak untuk mengundurkan diri.
Olimpiade Tokyo rencananya akan dimulai di Tokyo pada 23 Juli mendatang.