beritaenam.com, Jakarta – Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi menilai Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief sengaja mendesain pilihan kata dalam cuitan 7 kontainer surat suara sudah dicoblos agar tidak dituduh penyebar hoaks. Andi diketahui ikut memviralkan hoaks itu melalui akun twitter miliknya.
“Ya kalau menurut saya, itu bagian dari strategi dia untuk menghindar dari tanggung jawab,” ujar Pramono di kantor KPU, Jumat (4/1).
“Memang pilihan katanya sudah didesain, sudah dipikirkan secara matang agar dia tidak dituduh menyebarkan hoaks,” tambah Pramono.
Pilihan kata Andi dalam cuitannya, menurut Pramono adalah strategi untuk mangkir dalam tanggung jawab penyebar hoaks.
“Jadi itu memang sudah dia pikirkan secara matang pilihan kata-katanya. Ada katanya, ada ‘minta tolong’, itu bagian dari strategi saja,” katanya.
Pramono meminta tokoh publik mana saja yang ikut memviralkan hoaks tersebut juga harus dimintai pertanggungjawaban. “Tokoh-tokoh publik yang memviralkan itu juga harus dimintai pertanggungjawaban,” tegasnya
Dia pun berharap kasus hoaks ini dapat diusut tuntas bahkan hingga ke dalangnya.”Kita berharap yang dijadikan pelaku bukan hanya yang kelas kecil tapi juga para dalangnya, para master mind-nya jadi siapa yang di belakang itu,” tandasnya.